Monday, October 27, 2008

Europe on Screen-Alice


ALICE
Portugal  2005  Drama  102 Min  Portuguese  English subtitles
Director: Marco Martins

Cast: Nuno Lopes, Beatriz Batarda, Miguel Guilherme

193 days have passed since Alice was seen for the last time. Every day Mário, her father, leaves home to repeat exactly the same steps he took on the day Alice disappeared. Obsessed with tracking her down he installs several video cameras to record the movement on the streets. In the middle of all those faces, of that anonymous crowd, Mário seeks a clue, a trace, a sign…
The shattering grief caused by Alice's absence turned Mário and his wife, Luísa, into different persons but this wilful and tragic quest is perhaps the only way he has to believe that one day Alice will reappear.
==========================================================
193 hari telah berlalu setelah Alice terakhir kali terlihat. Setiap hari, Mário, ayah Alice, keluar dari rumah untuk mengulangi perjalanan yang sama seperti yang ia lakukan di hari Alice menghilang. Terobsesi untuk melacak kepergiannya, ia memasang beberapa kamera video untuk merekam jejak gerakan di jalan-jalan. Di tengah seluruh wajah yang terekam, di antara massa yang tak dikenal, Mário melihat sebuah pertanda, isyarat, jejak...

My Review:
Film yang berdurasi cukup panjang ini untuk beberapa orang termasuk lumayan melelahkan, termasuk gw --- karena benar-benar memancing emosi penonton untuk merasakan kepedihan Mario dan Luisa atas kehilangan putri mereka, Alice.
Pada awal film diperlihatkan usaha dan daya upaya Mario untuk menyebarkan pamflet "Missing Child" ke tempat-tempat umum di keramaian kota; dinginya udara dan ketekunan Mario mengganti kaset-kaset kamera video berjumlah 11 kamera yang dipasang di beberapa tempat.

Ditengah-tengah film--mendadak flashback--ke waktu hilangnya Alice (kalau tidak konsen, bakal bingung akan konsep flashback ini) ; kepanikan Luisa dan kebingunan Mario di kantor polisi. Mario yang kebingungan akhirnya mendapat ide untuk mencari jejak sang anak--saat melihat kamera video disebuah toko elektronik. Ia percaya, Alice (dengan jaket biru-nya) suatu hari akan "tertangkap" oleh kamera video-nya.
Setiap usaha yang dilakukan Mario selalu dilakukan rutin setiap hari, mendatangi sekolah Alice, ke stasiun kereta, mengganti kaset kamera video, membagikan pamflet hingga menonton hasil rekaman video tiap malamnya.
Akhirnya suatu hari Mario menemukan titik terang dan mulai mengikuti seorang anak kecil berjaket biru yang berjalan dengan seorang wanita.
Betapa menyedihkan saat Mario hanya terduduk terpana karena ternyata sang anak kecil bukanlah putrinya Alice dan dia mulai merasakan titik jenuh yang teramat menyesakkan hingga Mario-pun memutuskan pencariannya dan menyerah pada keadaan yang ada...
Gw sempat bergumam, "Jangan-jangan, disaat dia pasrah--anaknya justru muncul..." dan Yes! Tebakan gw ternyata bener. Seorang anak kecil berjaket abu-abu dengan rambut yang dipotong pendek--digandeng seorang wanita--hanya bisa menatap Mario dengan mata yang kebingungan. Ah damn, Mario! Where's your father's instinct? Mario yang pada saat itu memakai topi kupluk sempat terpaku sejenak...seperti ada sesuatu yang membuat dia memalingkan kepala--tapi akhirnya dia kembali berjalan...Hanya berharap, suatu hari Alice kembali kepadanya...

Film yang mendapat banyak penghargaan ini antara lain Jeunes Regards and Director's Fortnight Best Picture Award; Cannes Film Festival 2005--Best Director, Best Filmography and FIPRESCI prize; Mar del plata Film Festival 2006--Shooting tar Award; Berlin Film Festival 2006 merupakan film yang cukup menantang untuk ditonton, karena selain score musik yang sangat sedikit, dialog pun bisa dihitung dengan jari karena lebih fokus ke mimik dan gerakan2x sang aktor.
Inti dari film ini gw dapat--walaupun sampai pada titik jenuh--jangan sampai hilang harapan untuk tetap berusaha mencari dan kepasrahan kepada Tuhan akan membuahkan hasil yang indah...

No comments: